Tata Letak Daun Pada Batang (Phyllotaxis atau Dispositio Foliorum)
Bagian batang atau cabang tempat duduknya daun disebut buku-buku batang (nodus). Dan bagian ini seringkali tampak sebagai bagian batang yang sedikit membesar dan melingkar batang sebagai suatu cincin, seperti pada bambu (Bambusa sp.), tebu (Saccharum officinarum L.) dan semua rumput pada umumnya. Duduknya daun pada batang memiliki aturan yang disebut tata letak daun.
a. Untuk mengetahui bagaimana tata letak daun pada batang, harus ditentukan terlebih dahulu berapa jumlah daun yang terdapat pada suatu buku-buku batang.
1. Pada tiap-tiap buku-buku batang hanya terdapat satu daun
Tata letak daunnya dinamakan : Tersebar (Folia sparsa).
Jika untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun pertama tadi mengelilingi batang a kali, dan jumlah daun yang dilewati selama itu adalah b, maka perbandingan kedua bilangan tadi akan merupakan pecahan a/b, yang dinamakan juga : Rumus daun atau Divergensi.
Garis-garis tegak lurus (Garis vertikal) yang menghubungkan antara 2 daun pada batang dinamakan : Ortostik. Garis piral melingkari batang yang menghubungkan daun-daun berturut-turut dari bawah ke atas menurut urutan tua mudanya dinamakan : Spiral genetik.
Pecahan a/b menunjukkan jarak sudut antara dua daun berturut-turut, jika diproyeksikan pada bidang datar. Jarak sudut antara dua daun berturut-turut pun tetap dan besarnya adalah a/b x 3600, yang disebut : sudut divergensi.
Tumbuhan dengan tata letak daun tersebar, ternyata pecahan a/bnya, dapat terdiri atas pecahan-pecahan : ½, 1/3, 2/5, 3/8, 5/13, 8/21 dst. yang disebut deret Fibonacci.
Angka-angka diatas memperlihatkan sifat berikut :
- Tiap suku dibelakang suku kedua (jadi suku ketiga dst.) merupakan suatu pecahan, yang pembilangnya dapat diperoleh dengan menjumlah kedua pembilang dua suku yang ada di depannya, dan penyebutnya merupakan hasil penjumlahan kedua penyebu dua suku yang di depannya, atau
- Tiap suku dalam deretan itu merupakan suatu pecahan yang pembilangnya merupakan selisih antara penyebut dan pembilang suku yang di depannya, dan penyebutnya adalah jumlah penyebut suku di depanya dengan pembilang suku itu sendiri.
Pada tumbuhan dengan tata letak daun tersebar, kadang-kadang duduk daun rapat berjejal-jejal karena ruas-ruas batang amat pendek, sehingga duduk daun pada batang tampak hampir sama tinggi, dan sangat sukar untuk menentukan urut-urutan tua mudanya. Daun-daun yang mempuyai susunan demikian disebut suatu : roset (rosula).
Roset ada 2 macam :
a. roset akar, yaitu jika batang amat pendek, sehingga semua daun berjejal-jejal diatas tanah, ch. pada lobak (Raphanus sativus L.) dan tapak liman (Elephantopus scaber L.).
b. roset batang, jika daun yang rapat berjejal-jejal itu terdapat pada ujung batang, ch. Pada pohon kelapa (Cocos nucifera L.) dan bermacam –macam palma lainnya. Pada cabang-cabang yang mendatar atau serong keatas, daun-daun dengan tata letak tersebar dapat teratur sedemikian rupa pada suatu bidang datar, dan membentuk suatu pola seperti mosaik (pola karpet). Susuna daun yang demikian itu disebut mosaik daun.
Gambar Roset akar dan batang Gambar Mosaik daun
2. Pada tiap buku-buku batang terdapat dua daun
Pada setiap buku-buku terdapat 2 daun yang berhadapan (terpisah oleh jarak sebesar 1800). Pada buku-buku batang berikutnya biasanya kedua daunnya membentuk suatu silang dengan dua daun yang dibawahnya tadi. Tata letak daun yang demikian ini dinamakan : berhadapan-bersilang (folia opposita atau folia decussata), ch. pada mengkudu (Morinda citrifolia L.), soka (Ixora poludosa Kurz.), dll.
3. Pada tiap bulu-buku batang terdapat lebih dari dua daun
Tata letak daun yang demikian ini dinamakan : berkarang (Folia verticillata),dapat a.l. ditemukan pada pohon pulai (Alstonia scholaris R.Br.), alamanda (Allamanda cathartica L.), oleander (Nerium oleander L.).
Gambar a. Berhadapan bersilang b. Berkarang
0 Response to "Tata Letak Daun Pada Batang (Phyllotaxis atau Dispositio Foliorum)"
Post a Comment