Hunian dan Permukiman

Menurut pusat informasi teknik bangunan DIY, Mengenal Rumah Sehat, Yogyakarta, rumah dapat dimengerti sebagai tempat perlindungan untuk menikmati kehidupan. Beristirahat dan bersuka ria bersama keluarga.
Permukiman adalah sebuah lingkungan yang didalamnya terdapat sekelompok  rumah  tinggal yang memiliki sarana dan prasarana yang memenuhi syarat-syarat kehidupan yang layak dipandang dari berbagai segi kehidupan. Menurut UU No. 4 Tahun 1984 tentang Perumahan dan Permukiman, pengertian permukiman adalah...
Pemukiman berasal dari kata housing dalam bahasa Inggris yang artinya adalah perumahan dan kata human settlement yang artinya pemukiman. Perumahan memberikan kesan tentang rumah atau kumpulan rumah beserta prasarana dan sarana lingkungannya. Perumahan menitiberatkan pada fisik atau benda mati, yaitu houses dan land settlement. Sedangkan pemukiman memberikan kesan tentang pemukim atau kumpulan pemukim beserta sikap dan perilakunya di dalam lingkungan, sehingga pemukiman menitikberatkan pada sesuatu yang bukan bersifat fisik atau benda mati yaitu manusia (human). Dengan demikian perumahan dan pemukiman merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan sangat erat hubungannya, pada hakekatnya saling melengkapi.[1]
Tantangan yang paling besar yang harus dihadapi dalam bidang permukiman adalah bagaimana mengatasi permukiman masyarakat miskin. Tuntutan pengadaan rumah sangat besar dan selalu meningkat, sedangkan lingkungan permukiman yang sudah ada dinilai kurang manusiawi. Tambahan pula kemampuan ekonomi mereka yang terbatas, sulit untuk mengangkat diri sendiri tanpa bantuan pihak lain.
Konsep Rumah menurut J.C Turner adalah dalam suatu permukiman, rumah merupakan bagian yang tidak dapat dilihat sebagai hasil fisik yang rampung semata, melainkan merupakan proses yang berkembang dan berkaitan dengan mobilitas sosial–ekonomi penghuninya dalam suatu kurun waktu. Sedangkan Paradigma Turner menyebutkan, bahwa “Housing as a participatory process” or “ Housing as as verb”. Pembangunan perumahan merupakan bagian integral dari kehidupan seseorang (keluarga) yang dapat berkembang meningkat sesuai kondisi sumber daya serta pandangan atas kebutuhan sesuai persepsinya. Rumah tidak dapat dilihat sebagai bentuk fisik bangunan menurut standart tertentu (dweling unit), tetapi merupakan proses interaksi rumah dengan penghuni dalam siklus waktu. Konsep interaksi antara rumah dan penghuninya adalah apa yang diberikan rumah kepada penghuni, serta dilakukan penghuni terhadap rumahnya. Turner juga berpendapat bahwa masyarakat harus lebih banyak mengatur proses pengadaan rumah, sehingga dapat menghasilkan lingkungan yang lebih baik dalam arti luas.



[1] Muhtadi Muhd, Drs, 1987. Gejala Pemukiman Kumuh Jakarta Selayang Pandang, Departemen Pekerjaan Umum.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Hunian dan Permukiman"

Post a Comment