Hal-hal yang berkaitan dengan (Sistem Informasi Geografi) SIG dalam mengolah data adalah
1. Overlay
Overlay (tumpang susun) adalah analisis spasial esensial yang mengombinasikan dua layer yang menjadi masukannya, sehingga menghasilkan layer baru.
Secara analisa membutuhkan lebih dari satu layer yang akan ditumpang susun secara fisik agar bisa dianalisa secara visual (http://www.docstoc.com/docs/27326834/Bab-2-Konsep-Sistem-Informasi-Geografi)
Pada awalnya , data atau objek-objek geografi hanya disajikan di atas peta dengan menggunakan bentuk simbol, variasi ukuran, pola garis, dan kombinasi warna. Kemudian, elemen-elemen geometri ini dideskripsikan di dalam legendanya , misalnya garis hitam tebal untuk jalan utama, garis hitam tipis untuk jalan sekunder dan jalan-jalan yang berikutnya. Namun dengan adanya overlay maka sebuah peta dapat menjadi media yang sangat efektif baik sebagai alat presentasi maupun sebagai bank tempat penyimpanan data atau objek grafis (Prahasta, 2009)
2. Layer
Perangkat SIG dapat menghubungkan sekumpulan unsur-unsur atau objek peta (yang diimplementasikan di dalam satuan-satuan yang disebut layer) sehingga dapat dikatakan bahwa layer adalah tampilan dari peta pada lembar kerja dengan atribut-atributnya yang disimpan di dalam tabel-tabel basis data (atribut). Dengan demikian, “sungai”, “bangunan”, “jalan”, “laut”, “batas-batas administrasi”, “perkebunan”, dan “hutan” bisa merupakan contoh-contoh layer. Kumpulan layer-layer ini beserta tabel-tabel atribut terkait akan membentuk basis data SIG. Dengan demikian, proses perancangan basis data merupakan hal yang esensial di dalam SIG. Rancangan basis data akan menentukan efektivitas dan efisiensi proses-proses masukan, pengelolaan, dan keluaran SIG itu sendiri (Prahasta, 2009)
3. Buffer
Buffer adalah analisis spasial yang akan menghasilkan unsur-unsur spasial yang berupa poligon, membuat peta dengan jarak tertentu dari suatu obyek. Unsur-unsur ini merupakan area atau buffer yang berjarak (yang ditentukan) dari unsur-unsur spasial yang menjadi masukannya. Multiple Ring Buffer berfungsi untuk membuat lebih dari satu buffer dengan jarak interval tertentu dari suatu objek, misalnya jarak pertama 5 meter, kedua 10 meter, dan ketiga 15 meter. Dengan adanya buffer maka akan dapat menghasilkan layer spasial baru yang berbentuk poligon dengan jarak tertentu dari unsur –unsur spasial yang menjadi masukannya (Prahasta, 2009)
4. Dot/ titik
Dot/ titik adalah representasi grafis atau geometri yang paling sederhana bagi objek spasial. Representasi ini tidak memiliki dimensi, tetapi dapat diidentifikasikan di atas peta dan dapat ditampilkan pada layar monitor dengan menggunakan simbol-simbol tertentu. Perlu dipahami bahwa skala peta akan menentukan apakah suatu objek akan ditampilkan sebagai titik atau poligon (area/ luasan ). Pada peta skala besar , unsur-unsur bangunan akan ditampilkan sebagai poligon/ area, sementara pada skala kecil akan ditampilkan sebagai unsur-unsur titik. (Prahasta, 2009)
5. Garis
Garis adalah bentuk geometri linier yang akan menghubungkan paling sedikit dua titik dan digunakan untuk merepresentasikan objek-objek yang berdimensi satu. Batas-batas setiap sisi objek geometri poligon juga merupakan garis-garis, demikian pula dengan jaringan listrik, jaringan komunikasi dan utiliti lainnya dapat dipresentasikan sebagai objek dengan bentuk geometri garis. Meskipun demikian, dilain pihak, sebagai contoh entitas jalan dan sungai dapat dipresentasikan baik sebagai objek geometri garis maupun poligon. Hal ini bergantung pada skala peta yang menjadi sumbernya atau skala representasi akhirnya ( Prahasta, 2009)
6. Poligon
Geometri poligon digunakan untuk mempresentasikan objek-objek ua dimensi. Unsur-unsur spasial danau, batas provinsi, batas kota adalah beberapa contoh tipe entenitas dunia nyata yang pada umunya direpresentasikan sebagai objek – objek dengan geometri poligon. Meskipun demikian, representasi ini masih bergantung pada skala petanya atau sajian akhirnya. Suatu objek yang berbentuk poligon paling sedikit dibatasi oleh tiga garis yang saling terhubung di antara ketiga titik sudutnya
7. Atribut
Atribut memiliki fungsi untuk mendeskripsikan karakteristik suatu peta. Penentuan atribut pada umumnya didasarkan pada fakta-fakta yang ada. Dengan adanya atribut diharapkan dapat memberikan informasi terkait dengan obyek
Setiap entitas pasti memiliki sejumlah atribut yang akan mendeskripsikan karakteristiknya. Penentuan atau pemilihan atribut yang relevan bagi suatu entitas merupakan hal penting di dalam pembentukan suatu model data. Atribut berfungsi untuk mendeskripsikan featurs objek yang bersangkutan hingga mereka benar-benar dapat dianggap informasi. Pada implementasinya atribut ini disimpan di dalam tabel-tabel basis data (Prahasta, 2009).
8. Global Positioning System (GPS)
Global Positioning System (GPS), adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi global yang dimungkinkan dengan beroperasinya satelit penentu posisi milik negara Amerika. Secara prinsip, GPS bekerja berdasarkan sinyal-sinyal yang dipancarkan oleh satelit-satelit tersebut Informasi mengenai posisi satelit secara terus menerus dan simultan dikirimkan kepada penerima sinyal di bumi yang selanjutnya diolah menjadi informasi koordinat secara global dapat diketahui oleh setiap orang dengan satuan pengukuran dan sistem koordinat yang jelas. Data biasanya yang didownload adalah waypoint (titik). Data ini adalah koordinat titik-titik yang diukur (diambil koordinatnya ) dalam survey lapangan. Selain waypoint, data yang lebih penting untuk didownload adalah tracklog (jejak). Tracklog adalah kumpulan koordinat titik-titik yang diambil secara otomatis oleh GPS dalam interval waktu dan jarak tertentu (Prahasta, 2009). GPS memiliki beberapa tipe, salah satunya adalah Garmin GPS MAP 60 CSX, merupakan High Sensitivity GPS dengan fitur MAPPING mampu menghadirkan interest point ditambah lagi fitur baromatic altimeter dan kompas membuat GPSMAP 60 XSC menjadi tool survey yang lengkap. GPSMAP 60 CSX-pun waterproof dengan tampilan warna pada layar serta memiliki slot memory untuk MicroSD.
Salah satu manfaat SIG adalah kemudahan dalam melihat fenomena kebumian dengan perspektif yang lebih baik. SIG mampu mengakomodasi penyimpanan, pemrosesan, dan penayangan data spasial digital bahkan integrasi data yang beragam, mulai dari citra satelit, foto udara, peta bahkan data statistik. Ketersediaan komputer dengan kecepatan dan kapasitas ruang penyimpanan besar seperti saat ini, SIG akan mampu memproses data dengan cepat dan akurat dan menampilkannya. SIG juga mengakomodasi dinamika data dan pemutakhiran data menjadi lebih mudah ( Rahayuningsih, 2007)
Selain itu, menurut Barus dan Wiradisastra (2000) dalam anisah (2007) Sistem Informasi Geografis dapat dimanfaatkan untuk mempermudah dalam mendapatkan data-data yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk dijital. Sistem ini merelasikan data spasial (lokasi geografis) dengan data non spasial, sehingga para penggunanya dapat membuat peta dan menganalisa informasinya dengan berbagai cara. SIG merupakan alat yang handal untuk menangani data spasial, dimana dalam SIG data dipelihara dalam bentuk digital sehingga data ini lebih padat dibanding dalam bentuk peta cetak, table, atau dalam bentuk konvensional lainya yang akhirnya akan mempercepat pekerjaan dan meringankan biaya yang diperlukan.
Ada beberapa alasan yang mendasari mengapa perlu menggunakan SIG, menurut Anon (2003) dalam Anisah (2007) alasan yang mendasarinya adalah:
1. SIG menggunakan data spasial maupun atribut secara terintergarsi
2. SIG dapat memisahkan antara bentuk presentasi dan basis data
3. SIG memiliki kemampuan menguraikan unsure-unsur yang ada
1. Overlay
Overlay (tumpang susun) adalah analisis spasial esensial yang mengombinasikan dua layer yang menjadi masukannya, sehingga menghasilkan layer baru.
Secara analisa membutuhkan lebih dari satu layer yang akan ditumpang susun secara fisik agar bisa dianalisa secara visual (http://www.docstoc.com/docs/27326834/Bab-2-Konsep-Sistem-Informasi-Geografi)
Pada awalnya , data atau objek-objek geografi hanya disajikan di atas peta dengan menggunakan bentuk simbol, variasi ukuran, pola garis, dan kombinasi warna. Kemudian, elemen-elemen geometri ini dideskripsikan di dalam legendanya , misalnya garis hitam tebal untuk jalan utama, garis hitam tipis untuk jalan sekunder dan jalan-jalan yang berikutnya. Namun dengan adanya overlay maka sebuah peta dapat menjadi media yang sangat efektif baik sebagai alat presentasi maupun sebagai bank tempat penyimpanan data atau objek grafis (Prahasta, 2009)
2. Layer
Perangkat SIG dapat menghubungkan sekumpulan unsur-unsur atau objek peta (yang diimplementasikan di dalam satuan-satuan yang disebut layer) sehingga dapat dikatakan bahwa layer adalah tampilan dari peta pada lembar kerja dengan atribut-atributnya yang disimpan di dalam tabel-tabel basis data (atribut). Dengan demikian, “sungai”, “bangunan”, “jalan”, “laut”, “batas-batas administrasi”, “perkebunan”, dan “hutan” bisa merupakan contoh-contoh layer. Kumpulan layer-layer ini beserta tabel-tabel atribut terkait akan membentuk basis data SIG. Dengan demikian, proses perancangan basis data merupakan hal yang esensial di dalam SIG. Rancangan basis data akan menentukan efektivitas dan efisiensi proses-proses masukan, pengelolaan, dan keluaran SIG itu sendiri (Prahasta, 2009)
3. Buffer
Buffer adalah analisis spasial yang akan menghasilkan unsur-unsur spasial yang berupa poligon, membuat peta dengan jarak tertentu dari suatu obyek. Unsur-unsur ini merupakan area atau buffer yang berjarak (yang ditentukan) dari unsur-unsur spasial yang menjadi masukannya. Multiple Ring Buffer berfungsi untuk membuat lebih dari satu buffer dengan jarak interval tertentu dari suatu objek, misalnya jarak pertama 5 meter, kedua 10 meter, dan ketiga 15 meter. Dengan adanya buffer maka akan dapat menghasilkan layer spasial baru yang berbentuk poligon dengan jarak tertentu dari unsur –unsur spasial yang menjadi masukannya (Prahasta, 2009)
4. Dot/ titik
Dot/ titik adalah representasi grafis atau geometri yang paling sederhana bagi objek spasial. Representasi ini tidak memiliki dimensi, tetapi dapat diidentifikasikan di atas peta dan dapat ditampilkan pada layar monitor dengan menggunakan simbol-simbol tertentu. Perlu dipahami bahwa skala peta akan menentukan apakah suatu objek akan ditampilkan sebagai titik atau poligon (area/ luasan ). Pada peta skala besar , unsur-unsur bangunan akan ditampilkan sebagai poligon/ area, sementara pada skala kecil akan ditampilkan sebagai unsur-unsur titik. (Prahasta, 2009)
5. Garis
Garis adalah bentuk geometri linier yang akan menghubungkan paling sedikit dua titik dan digunakan untuk merepresentasikan objek-objek yang berdimensi satu. Batas-batas setiap sisi objek geometri poligon juga merupakan garis-garis, demikian pula dengan jaringan listrik, jaringan komunikasi dan utiliti lainnya dapat dipresentasikan sebagai objek dengan bentuk geometri garis. Meskipun demikian, dilain pihak, sebagai contoh entitas jalan dan sungai dapat dipresentasikan baik sebagai objek geometri garis maupun poligon. Hal ini bergantung pada skala peta yang menjadi sumbernya atau skala representasi akhirnya ( Prahasta, 2009)
6. Poligon
Geometri poligon digunakan untuk mempresentasikan objek-objek ua dimensi. Unsur-unsur spasial danau, batas provinsi, batas kota adalah beberapa contoh tipe entenitas dunia nyata yang pada umunya direpresentasikan sebagai objek – objek dengan geometri poligon. Meskipun demikian, representasi ini masih bergantung pada skala petanya atau sajian akhirnya. Suatu objek yang berbentuk poligon paling sedikit dibatasi oleh tiga garis yang saling terhubung di antara ketiga titik sudutnya
7. Atribut
Atribut memiliki fungsi untuk mendeskripsikan karakteristik suatu peta. Penentuan atribut pada umumnya didasarkan pada fakta-fakta yang ada. Dengan adanya atribut diharapkan dapat memberikan informasi terkait dengan obyek
Setiap entitas pasti memiliki sejumlah atribut yang akan mendeskripsikan karakteristiknya. Penentuan atau pemilihan atribut yang relevan bagi suatu entitas merupakan hal penting di dalam pembentukan suatu model data. Atribut berfungsi untuk mendeskripsikan featurs objek yang bersangkutan hingga mereka benar-benar dapat dianggap informasi. Pada implementasinya atribut ini disimpan di dalam tabel-tabel basis data (Prahasta, 2009).
8. Global Positioning System (GPS)
Global Positioning System (GPS), adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi global yang dimungkinkan dengan beroperasinya satelit penentu posisi milik negara Amerika. Secara prinsip, GPS bekerja berdasarkan sinyal-sinyal yang dipancarkan oleh satelit-satelit tersebut Informasi mengenai posisi satelit secara terus menerus dan simultan dikirimkan kepada penerima sinyal di bumi yang selanjutnya diolah menjadi informasi koordinat secara global dapat diketahui oleh setiap orang dengan satuan pengukuran dan sistem koordinat yang jelas. Data biasanya yang didownload adalah waypoint (titik). Data ini adalah koordinat titik-titik yang diukur (diambil koordinatnya ) dalam survey lapangan. Selain waypoint, data yang lebih penting untuk didownload adalah tracklog (jejak). Tracklog adalah kumpulan koordinat titik-titik yang diambil secara otomatis oleh GPS dalam interval waktu dan jarak tertentu (Prahasta, 2009). GPS memiliki beberapa tipe, salah satunya adalah Garmin GPS MAP 60 CSX, merupakan High Sensitivity GPS dengan fitur MAPPING mampu menghadirkan interest point ditambah lagi fitur baromatic altimeter dan kompas membuat GPSMAP 60 XSC menjadi tool survey yang lengkap. GPSMAP 60 CSX-pun waterproof dengan tampilan warna pada layar serta memiliki slot memory untuk MicroSD.
Salah satu manfaat SIG adalah kemudahan dalam melihat fenomena kebumian dengan perspektif yang lebih baik. SIG mampu mengakomodasi penyimpanan, pemrosesan, dan penayangan data spasial digital bahkan integrasi data yang beragam, mulai dari citra satelit, foto udara, peta bahkan data statistik. Ketersediaan komputer dengan kecepatan dan kapasitas ruang penyimpanan besar seperti saat ini, SIG akan mampu memproses data dengan cepat dan akurat dan menampilkannya. SIG juga mengakomodasi dinamika data dan pemutakhiran data menjadi lebih mudah ( Rahayuningsih, 2007)
Selain itu, menurut Barus dan Wiradisastra (2000) dalam anisah (2007) Sistem Informasi Geografis dapat dimanfaatkan untuk mempermudah dalam mendapatkan data-data yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk dijital. Sistem ini merelasikan data spasial (lokasi geografis) dengan data non spasial, sehingga para penggunanya dapat membuat peta dan menganalisa informasinya dengan berbagai cara. SIG merupakan alat yang handal untuk menangani data spasial, dimana dalam SIG data dipelihara dalam bentuk digital sehingga data ini lebih padat dibanding dalam bentuk peta cetak, table, atau dalam bentuk konvensional lainya yang akhirnya akan mempercepat pekerjaan dan meringankan biaya yang diperlukan.
Ada beberapa alasan yang mendasari mengapa perlu menggunakan SIG, menurut Anon (2003) dalam Anisah (2007) alasan yang mendasarinya adalah:
1. SIG menggunakan data spasial maupun atribut secara terintergarsi
2. SIG dapat memisahkan antara bentuk presentasi dan basis data
3. SIG memiliki kemampuan menguraikan unsure-unsur yang ada
Dipermukaan bumi ke dalam beberapa layer atau coverage data spasial
1. SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menvisualisasikan
2. Data spasial berikut atributnya
5. Semua operasi SIG dapat dilakukan secara interaktif
6. SIG dengan mudah menghasilkan peta -peta tematik
7. SIG sangat membantu pekerjaan yang erat kaitanya dengan bidang spasial dan geoinformatika.
Posisi SIG dengan segala kelebihannya, semakin lama semakin berkembang bertambah dan bervarian. Pemanfaatan SIG semakin meluas meliputi pelbagai disiplin ilmu, seperti ilmu kesehatan, ilmu ekonomi, ilmu lingkungan, ilmu pertanian, militer dan lain-lain (Aini, 2007).
Aplikasi SIG diperlukan untuk membuat informasi epidemiologi mudah dipahami, diinterpretasikan dan diambil tindakan (Hernita, 2003). SIG memungkinkan untuk menggambarkan penyebaran kasus dan pemanfaatan pelayanan kesehatan, data kesehatan, dan perencanaan penempatan lokasi pada fasilitas kesehatan. Dengan menggunakan SIG maka penyebaran informasi mengenai pelayanan kesehatan dan juga data megenai angka-angka kesehatan akan lebih mudah dipahami. Menurut Ahmadi dalam Putri (2008) analisis spasial sebagai bagian dari manajemen penyakit berbasis wilayah, merupakan suatu analisis dan uraian tentang data penyakit secara geografi berkenaan dengan kependudukan, persebaran, lingkungan, perilaku, sosial ekonomi, kasus kejadian penyakit, dan hubungan antar variabel tersebut.
Dalam SIG, peta kondisi kesehatan masyarakat dapat di tumpangsusunkan dengan peta kepadatan permukiman, peta sanitasi lingkungan, pola hidup masyarakat, tingkat ekonomi, dan pendidikan masyarakat sehingga terlihat tingkat korelasinya antar variabel yang mempengaruhi kesehatan masyarakat (http://file.upi.edu/Direktori/)
1. SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menvisualisasikan
2. Data spasial berikut atributnya
5. Semua operasi SIG dapat dilakukan secara interaktif
6. SIG dengan mudah menghasilkan peta -peta tematik
7. SIG sangat membantu pekerjaan yang erat kaitanya dengan bidang spasial dan geoinformatika.
Posisi SIG dengan segala kelebihannya, semakin lama semakin berkembang bertambah dan bervarian. Pemanfaatan SIG semakin meluas meliputi pelbagai disiplin ilmu, seperti ilmu kesehatan, ilmu ekonomi, ilmu lingkungan, ilmu pertanian, militer dan lain-lain (Aini, 2007).
Aplikasi SIG diperlukan untuk membuat informasi epidemiologi mudah dipahami, diinterpretasikan dan diambil tindakan (Hernita, 2003). SIG memungkinkan untuk menggambarkan penyebaran kasus dan pemanfaatan pelayanan kesehatan, data kesehatan, dan perencanaan penempatan lokasi pada fasilitas kesehatan. Dengan menggunakan SIG maka penyebaran informasi mengenai pelayanan kesehatan dan juga data megenai angka-angka kesehatan akan lebih mudah dipahami. Menurut Ahmadi dalam Putri (2008) analisis spasial sebagai bagian dari manajemen penyakit berbasis wilayah, merupakan suatu analisis dan uraian tentang data penyakit secara geografi berkenaan dengan kependudukan, persebaran, lingkungan, perilaku, sosial ekonomi, kasus kejadian penyakit, dan hubungan antar variabel tersebut.
Dalam SIG, peta kondisi kesehatan masyarakat dapat di tumpangsusunkan dengan peta kepadatan permukiman, peta sanitasi lingkungan, pola hidup masyarakat, tingkat ekonomi, dan pendidikan masyarakat sehingga terlihat tingkat korelasinya antar variabel yang mempengaruhi kesehatan masyarakat (http://file.upi.edu/Direktori/)
0 Response to "Hal-hal yang berkaitan dengan SIG"
Post a Comment