Pengembangan Ekonomi Lokal dan Industri Kecil dan Rumah Tangga

Pengembangan ekonomi lokal selain meningkatkan pendapatan masyarakat serta untuk meningkatkan jumlah konsumsi masyarakat dilakukan dengan cara meningkatkan kapasitas produktif masyarakat melalui industri kecil dan menengah yang sering dikenal dengan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Dalam hal ini diupayakan bahwa masyarakat diberi hak untuk turut serta didalam pembangunan untuk meningkatkan pola konsumtif sekaligus pola produktif. Pola produktif lokal ini secara praktek tidak terkena oleh imbas terpuruknya ekonomi global melalui berbagai investasi antar negara. Hal ini terjadi karena jumlah produksi terserap oleh konsumsi masyarakat secara lokal. Untuk itu pentingnya peningkatan masyarakat melalui peningkatan ekonomi lokal dengan mengembangkan kelembagaan masyarakat yang bersifat produktif dengan memberikan berbagai fasilitas yang menunjang keberadaan tersebut.

Pada masa krisis moneter, industri kecil dan menengah merupakan usaha yang tidak terkena imbas krisis karena serapan konsumsi adalah pada tingkat lokal dan sebagian besar bahan baku menggunakan bahan lokal. Selain itu, karakteristik usaha Industri Kecil dan Menengah ini adalah industri padat karya dimana banyak menggunakan tenaga kerja dibandingkan dengan modal. Sehingga secara ekonomi terjadi pemerataan pekerjaan dan pendapatan. Badan Pusat Statistik (2003) menyebutkan bahwa jumlah UKM tercatat 42,3 juta atau 99,90 % dari total jumlah unit usaha. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) menyerap tenaga kerja sebanyak 79 juta atau 99,40 % dari total angkatan kerja. Kontribusi UKM dalam pembentukan PDB sebesar 56,70 %. Kemudian sumbangan UKM terhadap penerimaan devisa negara melalui kegiatan ekspor sebesar Rp 75,80 triliun atau 19,90 % dari total nilai ekspor.[1]

Dalam pengembangan ekonomi lokal terdapat berbagai kendala antara lain : permodalan, ketrampilan dan pemasaran. Banyak dari usaha kecil dan menengah tidak dapat bersaing akibat persoalan diatas. Permodalan yang rendah mempengaruhi peningkatan jumlah produksi yang akan terkait dengan jumlah tenaga kerja dan pendapatannya.[2] Ketrampilan merupakan bagian dari kinerja produksi yang mampu mempunyai daya saing pasar yang tinggi sehingga mampu untuk meningkatkan jumlah produksi. Hal ini yang masih perlu dikembangkan didalam masyarakat. Saat ini sering terjadi stagnasi ketrampilan produksi yang berakibat kualitas produksi yang tidak meningkat. Permasalahan lain adalah dari sisi pemasaran yang lemah sehingga produk tidak dapat diketahui oleh masyarakat secara luas.

Sampai saat ini meskipun masih banyak kendala dalam pengembangan industri Kecil dan Rumah Tangga (IKRT). Usaha ini mempunyai prospek yang baik dalam membantu peningkatan sumber dan pemerataan pendapatan bagi masyarakat. Oleh karena itu diperlukan penanganan dalam pengelolaan usaha industri kecil dan rumah tangga sehingga dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pemerintah maupun masyarakat secara luas.



[1] Leonard Siahaan. 2009. Pengaruh Persebaran Lokasi UMKM Berbasis Rumah (Home Based Enterprises) Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Di Kel. Bugangan Dan Jl. Barito Kec .Semarang Timur. Tugas Akhir. Program Sarjana S-1 Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota. Semarang: Universitas Diponegoro. Hal. 1.
[2] Rubrik: Serambi Pase Edisi: 23/03/2008. 2008. Industri Rumah Tangga Kesulitan Modal, Bireuen.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pengembangan Ekonomi Lokal dan Industri Kecil dan Rumah Tangga"

Post a Comment