Killer Risk sebagai bagian dari Risiko Operasional
Sama dengan seorang manusia maka sebuah perusahaan menghadapi banyak sekali risiko dalam perjalanan hidupnya. Ada risiko yang berhubungan dengan aset perusahaan, ada yang berhubungan dengan regulasi pemerintah dan ada yang berhubungan dengan tanggung jawab perusahaan kepada lingkungan hidup dan pihak ketiga.
Namun ada kategori lain risiko yang akan menjadi perhatian kita kali ini yaitu : Killer Risks . Yang dapat diartikan sebagai kelompok risiko yang akibatnya terhadap perusahaan atau organisasi akan sangat fatal. Akibat risiko ini perusahaan akan bangkrut atau organisasi akan tutup.
Analisa risiko jenis ini sedikit berbeda karena harus diberikan perhatian yang mendalam kepada aspek kekuatan finansial perusahaan / organisasi. dampak risiko ini cenderung sangat parah sampai bisa menghancurkan seluruh sendi organisasi / perusahaan. Agar lebih jelas maka berikut ini adalah beberapa contoh risiko katastropik / killer risks tersebut:
1. Kehilangan izin operasional dari pemerintah
2. Hancurnya nama / brand perusahaan atau organisasi
3. Pihak lain di mana organisasi bergantung 100% tutup / bangkrut
4. Seluruh SDM kunci perusahaan keluar
Keempat contoh risiko di atas sangat berpotensi mematikan hidup perusahaan / organisasi.
Dalam manajemen risiko, perusahaan akan mengidentifikasi risiko, menganalisanya untuk menentukan prioritas dan menentukan mana risiko yang dapat ditahan sendiri oleh perusahaan dan mana yang harus dipindahkan ke pihak lain. Risiko biasanya dipindahkan kalau akibatnya sudah melebihi kemampuan perusahaan untuk menanggungnya.
Killer risks biasanya tidak bisa ditransfer ke pihak lain. Alasannya sederhana, yaitu tidak ada yang mau menanggung risiko yang begitu besar dan luas. Agar lebih jelas mari perhatikan ilustrasi berikut ini : Bayangkan sebuah perusahaan manufaktur dengan ukuran menengah. Aset perusahaan akan dengan mudah ditentukan nilainya namun siapa yang bisa menentukan besar komitmen perusahaan ini dengan pihak lain ? Kita tidak tahu kontrak apa saja yang ditandatangani dan penalti apa saja yang harus diterima kalau perusahaan yang bersangkutan gagal memenuhi kewajibannya. Maka tidak ada perusahaan lain yang bersedia menanggung risiko jenis ini.
Dua ciri lain dari Killer Risk adalah risiko ini bekerja dengan sangat cepat dan sangat jarang terjadi. Keduanya sangat mempengaruhi persiapan sebuah perusahaan untuk menghadapinya. Tidak banyak literatur yang membahas risiko ini secara mendalam dan kalaupun ada maka setiap perusahaan seringkali sulit menerapkannya karena setiap jenis perusahaan terpapar oleh killer risks yang berbeda.
Lantas apakah yang harus dilakukan perusahaan untuk mengantisipasi risiko jenis ini ? Dalam kondisi ini maka Perusahaan harus merancang dan mempersiapkan Continuity dan Recovery Planning.
Continuity / Contingency Planning adalah rencana sistematis perusahaan untuk bertahan hidup pada saat perusahaan didera oleh Killer Risks. Sedangkan Recovery Planning adalah usaha sistematis perusahaan untuk MELANJUTKAN HIDUP setelah perusahaan sukses melewati Contingency Planning. Tulisan ini akan dibatasi hanya membahas Continuity / Contingency Planning.
0 Response to "Killer Risk sebagai bagian dari Risiko Operasional"
Post a Comment