Metode Harga Jual Eceran

Metode Harga Jual Eceran

Metode ini biasanya digunakan pada perusahaan retail dan department store, yang memperjualbelikan banyak jenis barang dengan frekuensi perputaran barang yang relatif tinggi.
Alasan digunakannya metode harga jual eceran :
1.     Banyaknya jenis barang dengan tingkat perputainggi menyebabkan tidak dimungkinkannya penggunaan sistem permanen (perpetual) maupun sistem fisik (lazimnya stock opname dilakukan sekali, yaitu pada setiap akhir tahun)
2.     Penggunaan harga jual sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan manajemen.

Tujuan penggunaan Metode Harga Jual Eceran :
1.     Untuk menentukan nilai persediaan dalam rangka penyusunan laporan keuangan jangka pendek, di mana tidak dimungkinkan untuk melakukan stock opname.
2.     Sebagai alat untuk menentukan harga pokok (taksiran) dari kuantitas barang yang ada di gudang (harga pokok persediaan akhir)
3.     Sebagai pengawasan terhadap aktivitas pembelian, penjualan, dan mendeteksi adanya kemungkinan terjadinya manipulasi persediaan.

Prosedur Penentuan Nilai Persediaan

Pada Metode Harga Jual Eceran, pembukuan yang berhubungan dengan barang dagangan diselenggarakan dan dinyatakan dalam dua macam harga, yaitu Harga Pokok dan Harga Jual Eceran.

Tahap-tahap penentuan persediaan dengan metode harga jual eceran :
1.     Penentuan besarnya barang tersedia untuk dijual dengan harga pokok dan harga jual eceran
2.     Penentuan Cost Ratio
3.     Penentuan besarnya Penjualan bersih
4.     Penentuan nilai persediaan akhir menurut harga jual eceran
5.     Penentuan taksiran harga pokok persediaan akhir

Contoh :

HARGA POKOK

HARGA JUAL ECERAN
Persediaan Awal
    500.000,-

    625.000,-
Pembelian
11.250.000,-

14.062.500,-
Penjualan
-

13.750.000,-

Sesuai dengan prosedur penentuan persediaan dengan metode harga jual eceran, maka besarnya persediaan akhir ditentukan sebagai berikut :
Tahap
Keterangan
Harga Jual Eceran

Harga Pokok


Persediaan awal
Rp       625.000,-

   Rp       500.000,-


Pembelian
14.062.500,-

11.250.000,-

(1)
Barang Tersedia Untuk Dijual
Rp   14.687.500,-

Rp   11.750.000,-

(2)
Cost Ratio
(11.750.000 / 14.687.500) x 100% = 80 %




(3)
Penjualan
13.750.000,-

-

(4)
Persediaan Akhir menurut Harga Jual Eceran
Rp       937.500,-

-

(5)
Persediaan Akhir menurut Harga Pokok
80 % x Rp 937.500,-



750.000,-


Harga Pokok Penjualan (Taksiran)


Rp 11.000.000,-


Akuntansi Terhadap Metode Harga Jual Eceran

Pada dasarnya pencatatan data persediaan pada metode harga jual eceran menggunakan sistem fisik. Pencatatan persediaan yang diselenggarakan harus mampu menyediakan informasi sbb :
1.     Persediaan awal (jika ada) baik menurut harga pokok maupun harga jual eceran.
2.     Pembelian untuk periode ybs, masing-masing berdasar harga pokok dan harga jual eceran.
3.     Penyesuaian atau perubahan harga jual yang terjadi dalam periode yang bersangkutan.
  1. Harga Jual Mula-mula (Original Sales Price), yaitu harga jual per satuan barang yang ditentukan untuk pertama kalinya.
  2. Mark-up, yaitu selisih antara harga jual semula dengan harga pokoknya.
  3. Additional Mark-up, yaitu kenaikan harga jual di atas harga jual mula-mula.
  4. Pembatalan Mark-up, yaitu penurunan harga jual dari harga jual yang telah naik sampai dengan harga jual semula.
  5. Mark-down, yaitu penurunan harga jual dari harga jual semula.
  6. Pembatalan Mark-down, yaitu kenaikan harga jual dari harga yang telah turun sampai dengan harga jual semula.
4.     Informasi hasil penjualan

Contoh :
Berikut ini adalah data pembelian, penjualan, dan perubahan harga jual eceran yang terjadi pada suatu department store untuk periode bulan agustus 2001.

AGUSTUS
KETERANGAN
1
Dibeli 1.000 unit barang dengan harga @ RP 800,- HJE Rp 1.000,- per unit
2-5
Penjualan 300 unit
6
HJE dinaikkan menjadi Rp 1.100,- per unit
7 – 10
Penjualan 250 unit
11
Dibeli 250 unit barang @ Rp 725,- HJE diturunkan menjadi Rp 950,- per unit
11- 15
Penjualan 400 unit
16
Dibeli 250 unit barang @ Rp 700,- HJE diturunkan menjadi Rp 925,- per unit
17 – 20
Penjualan 275 unit
21
Dibeli 250 unit barang @ Rp 775,- HJE dinaikkan menjadi Rp 1.025,- per unit
22 - 27
Penjualan 225 unit




Penilaian Berdasar Harga Pokok
1.   Metode Harga Pokok FIFO / MPKP
Cost Ratio dihitung tanpa Persediaan Awal
                        BTUD (HP) – Persediaan Awal (HP)
Cost Ratio = ----------------------------------------------  x  100 %
                     BTUD (HJE) – Persediaan Awal (HJE)

2.   Metode Harga Pokok Rata-rata
Cost Ratio dihitung dengan mengikut sertakan Persediaan Awal
                       BTUD (HP)
Cost Ratio = ------------------  x 100 %
                      BTUD (HJE)

Penilaian Berdasar LOCOM
1.   FIFO / MPKP
Cost Ratio dihitung tanpa mengikut sertakan Persediaan Awal dan penurunan harga jual netto.
                                          BTUD (HP) – Persediaan Awal (HP)
Cost Ratio = -------------------------------------------------------------------------------  x 100 %
                     BTUD (HJE) – Penurunan Harga Jual Netto – Persediaan Awal (HJE)

2.   Rata-rata
Cost Ratio dihitung dengan mengikut sertakan Persediaan Awal dan tanpa penurunan Harga Jual netto.
                                            BTUD (HP)
Cost Ratio = ---------------------------------------------------  x 100 %
                     BTUD (HJE) – Penurunan Harga Jual netto

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Metode Harga Jual Eceran"

Post a Comment