Ada risiko yang sering terjadi dan ada yang jarang. Kecelakaan pesawat terbang SEHARUSNYA jarang terjadi. Juga tenggelamnya kapal dengan bobot di atas 3000 GRT seharusnya jarang terjadi. Frekuensi kejadian secara alamiah sering kita gunakan untuk menakar risiko. Dengan takaran ini kita kemudian menentukan apakah sebuah aktifitas dikatakan berisiko tinggi atau rendah.
Ambil contoh berikut ini, supermarket selalu memperhitungkan kehilangan akibat pencurian kecil - kecilan ke dalam pembukuan mereka. Memang nilai per-kejadiannya kecil namun karena frekuensinya yang tinggi maka nilai akhir kerugian mereka selama setahun menjadi besar. Apakah kemudian risiko pencurian ini dikategorikan sebagai risiko tinggi ?
Di JABOTABEK, dengan jumlah kendaraan roda dua mencapai dua juta unit dengan jumlah kecelakaan lalu lintas mencapai 300-an kali kecelakaan setiap hari. Dari jumlah tersebut kurang lebih 5% nya berakibat fatal. Apakah ini berarti mengemudikan kendaraan roda dua adalah aktifitas berisiko tinggi ?
Elemen berikutnya adalah : Seberapa besar akibatnya kalau sebuah risiko menjadi kenyataan ?
Seringkali uang kembalian kita yang kecil, katakanlah Rp. 50, saat berbelanja ditukar dengan permen. Dalam kondisi ini jelas kita merugi Rp. 50. Kecelakaan pesawat terbang atau bocornya sebuah reaktor nuklir hampir dipastikan bersifat Total Loss dengan nilai kerugian jutaan USD.
Demikian juga dengan aktifitas paragliding atau diving (menyelam). Jelas hanya sedikit orang yang akan tetap hidup kalau terjatuh dari ketinggian 700 ratusan meter. Keadaan berbeda akan kita jumpai pada ledakan pipa gas. Ukurannya yang panjang membuat ledakan hanya akan mengakibatkan kerusakan yang terbatas.
Lebih jauh lagi, untuk sebuah perusahaan, kehilangan Brand Image dapat membuat perusahaan kehilangan pendapatan dalam jumlah yang besar. Contoh : Perusahaan kimia Union Carbide kehilangan hampir 60 % dari total penjualannya akibat kecelakaan yang terjadi di India dan menewaskan ratusan orang. Karena penanganan krisis yang buruk perusahaan ini dicap sebagai perusahaan pembunuh.
Contoh lain, kegagalan mengelola sumber daya manusia juga sering mengakibatkan kerugian yang besar segera terjadi. Pada tahun 1976 terjadi kebakaran yang terbesar yang pernah terjadi pada anjungan minyak dilepas pantai. Kejadiannya terjadi anjungan minyak Alpha 4 di Laut Utara. Kecelakaan terjadi hanya karena dua orang petugas tidak bisa berkomunikasi dengan baik karena berasal dari dua negara berbeda. Kerugian mencapai USD. 2 milliar.
Dari contoh di atas maka kita melihat bahwa konsekuensi beroperasinya sebuah risiko bisa berupa kerugian sebagian, kerugian total, bisa bernilai kecil namun juga bisa bernilai sangat besar. Persepsi kita tentang risiko sangat dipengaruhi oleh ke-empat hal ini.
0 Response to "Seberapa Sering Risiko Akan Terjadi"
Post a Comment