Metode Laba Kotor

Metode Laba Kotor

Merupakan suatu prosedur yang digunakan untuk menentukan taksiran nilai persediaan tanpa dilakukannya perhitungan fisik persediaan (stock opname) dan untuk menguji ketelitian data akuntansi apabila sistem permanen digunakan.
Metode ini didasarkan pada suatu anggapan bahwa dalam jangka pendek tingkat laba kotor dari penjualan akan relatif sama.
Metode Laba Kotor Digunakan untuk menaksir besarnya jumlah atau nilai persediaan akhir periode dalam hal-hal sbb :
1.     Sebagai Salah satu cara menguji ketelitian catatan akuntansi
Contoh :
Dari catatan pembukuan yang diperiksa, diperoleh informasi yang berhubungan dengan persediaan sbb :
Persediaan awal (1 Januari)             Rp  75.000,-
Pembelian                                            705.000,-
Penjualan                                             930.000,-
Atas dasar tingkat laba kotor sebesar 25 % dari hasil penjualan, seperti kebijaksanaan perusahaan dalam beberapa tahun terakhir ini, maka besarnya nilai persediaan akhir (31 Desember) dapat ditentukan sbb :
Persediaan Awal                                                                 Rp   75.000,-
Pembelian                                                                                705.000,-
Barang Tersedia Untuk Dijual                                             Rp 780.000,-

Hasil Penjualan                                    Rp 930.000,-
Laba Kotor                                                232.500,-  
Taksiran Harga Pokok Penjualan                                         Rp 697.500,-
Persediaan Akhir (Taksiran)                                               Rp   82.500,-


2.     Menaksir besarnya kerugian atas persediaan sebagai akibat terjadinya musibah (kebakaran, bencana alam, pencurian)
Contoh :
Pada tanggal 10/11/2000 Gudang sebuah perusahaan terbakar. Berikut ini adalah informasi yang berhubungan dengan persediaan yang berhasil dikumpulkan dari awal bulan s.d kebakaran terjadi :
Persediaan 1 November 2000             Rp   1.000.000,-
Pembelian Bersih                                      7.500.000,-
Penjualan Bersih                                       8.000.000,-
Perusahaan menetapkan Laba Kotor sebesar 25 % dari Penjualan .
Barang yang masih ada setelah kebakaran diperkirakan dapat dijual dengan harga Rp 500.000,-

Berdasarkan informasi di atas maka dapat dihitung (ditaksir) nilai persediaan yang terbakar sbb :
Persediaan 1 November 2000             Rp   1.000.000,-
Pembelian Bersih                                      7.500.000,-
   Barang Tersedia Untuk Dijual         Rp   8.500.000,-
Harga Pokok Penjualan                             6.000.000,-
   Persediaan Akhir                            Rp   2.500.000,-
Persediaan yang masih ada                          375.000,-
   Persediaan yang terbakar               Rp   2.125.000,-
Apabila perusahaan menetapkan laba kotor sebesar 25 % dari Harga Pokok Penjualan, maka nilai persediaan yang terbakar dihitung sbb :
Persediaan 1 November 2000             Rp   1.000.000,-
Pembelian Bersih                                      7.500.000,-
   Barang Tersedia Untuk Dijual         Rp   8.500.000,-
Harga Pokok Penjualan                             6.400.000,-
   Persediaan Akhir                            Rp   2.100.000,-
Persediaan yang masih ada                          400.000,-
   Persediaan yang terbakar               Rp   1.700.000,-

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Metode Laba Kotor"

Post a Comment