ATURAN PENULISAN TATANAMA BINOMIAL

ATURAN PENULISAN TATANAMA BINOMIAL 

a. Aturan penulisan dalam tatanama binomial selalu menempatkan nama ("epitet" dari epithet) genus di awal dan nama ("epitet") spesies mengikutinya. 

b. Nama genus SELALU diawali dengan huruf kapital (huruf besar, uppercase) dan nama spesies SELALU diawali dengan huruf biasa (huruf kecil, lowercase). 

c. Penulisan nama ini tidak mengikuti tipografi yang menyertainya (artinya, suatu teks yang semuanya menggunakan huruf kapital/balok, misalnya pada judul suatu naskah, tidak menjadikan penulisan nama ilmiah menjadi huruf kapital semua) kecuali untuk hal berikut : 

1. Pada teks dengan huruf tegak (huruf latin), nama ilmiah ditulis dengan huruf miring (huruf italik), dan sebaliknya. Contoh: Glycine soja, Pavo muticus. Perlu diperhatikan bahwa cara penulisan ini adalah konvensi yang berlaku saat ini sejak awal abad ke-20. Sebelumnya, seperti yang dilakukan pula oleh Carolus Linnaeus, nama atau epitet spesies diawali dengan huruf besar jika diambil dari nama orang atau tempat. 
ATURAN PENULISAN TATANAMA BINOMIAL

2. Pada teks tulisan tangan, nama ilmiah diberi garis bawah yang terpisah untuk nama genus dan nama spesies. 

d. Nama lengkap (untuk hewan) atau singkatan (untuk tumbuhan) dari deskriptor boleh diberikan di belakang nama spesies, dan ditulis dengan huruf tegak (latin) atau tanpa garis bawah (jika tulisan tangan). Jika suatu spesies digolongkan dalam genus yang berbeda dari yang berlaku sekarang, nama deskriptor ditulis dalam tanda kurung. Contoh: Glycine max Merr., Passer domesticus (Linnaeus, 1978) — yang terakhir semula dimasukkan dalam genus Fringilla, sehingga diberi tanda kurung (parentesis). 

e. Pada penulisan teks yang menyertakan nama umum/trivial, nama ilmiah biasanya menyusul dan diletakkan dalam tanda kurung. Contoh pada suatu judul: "PENGUJIAN DAYA TAHAN KEDELAI (Glycine max Merr.) TERHADAP BEBERAPA TINGKAT SALINITAS". (Penjelasan: Merr. adalah singkatan dari deskriptor (dalam contoh ini E.D. Merrill) yang hasil karyanya diakui untuk menggambarkan Glycine max. Nama Glycine max diberikan dalam judul karena ada spesies lain, Glycine soja, yang juga disebut kedelai.). 

f. Nama ilmiah ditulis lengkap apabila disebutkan pertama kali. Penyebutan selanjutnya cukup dengan mengambil huruf awal nama genus dan diberi titik lalu nama spesies secara lengkap. Contoh: Tumbuhan dengan bunga terbesar dapat ditemukan di hutan-hutan Bengkulu, yang dikenal sebagai padma raksasa (Rafflesia arnoldii). Di Pulau Jawa ditemukan pula kerabatnya, yang dikenal sebagai R. patma, dengan ukuran bunga yang lebih kecil. Sebutan E. coli atau T. rex berasal dari konvensi ini. 

g. Singkatan "sp." (zoologi) atau "spec." (botani) digunakan jika nama spesies tidak dapat atau tidak perlu dijelaskan. Singkatan "spp." (zoologi dan botani) merupakan bentuk jamak. Contoh: Canis sp., berarti satu jenis dari genus Canis; Adiantum spp., berarti jenis-jenis Adiantum. 

h. Sering dikacaukan dengan singkatan sebelumnya adalah "ssp." (zoologi) atau "subsp." (botani) yang menunjukkan subspesies yang belum diidentifikasi. Singkatan ini berarti "subspesies", dan bentuk jamaknya "sspp." atau "subspp. 

i. Singkatan "cf." (dari confer) dipakai jika identifikasi nama belum pasti. Contoh: Corvus cf. splendens berarti "sejenis burung mirip dengan gagak (Corvus splendens) tapi belum dipastikan sama dengan spesies ini". 

j. Penamaan fungi mengikuti penamaan tumbuhan. 

k. Tatanama binomial dikenal pula sebagai "Sistem Klasifikasi Binomial" 

Dewasa ini kita telah memiliki kode Internasional Tata Nama Tumbuhan (international Code of Botanical Nomenclature) dan kode international Tata Nama Hewan (International Code of Zoological Nomenclature). 

1). Cara Menulis Nama Jenis 

Ketentuan - ketentuan yang harus dipenuhi dalam menulis nama jenis dengan sistem tata nama binomial adalah sebagai berikut : 

a. huruf pertama dari kata yang menyebutkan marga (genus) ditulis dengan huruf besar, edangkan untuk kata penunjuk spesies ditulis dengan huruf kecil semua . Contoh: Zea mays; Zea = genus mays = spesies 

b. Bila nama jenis ditulis dengan tangan atau ketik, harus diberi garis bawah pada kedua kata nama tersebut. Namun bila dicetak harus memakai huruf miring (tanpa garis bawah). contoh: Zea mays bila dicetak ; Zea mays bila diketik. 

c. Bila nama penunjuk jenis pada tumbuhan lebih dari dua kata , kedua kata tersebut harus dirangkaikan dengan tanda penghubung. Contoh: Hibiscus rosa sinensis menjadi Hibiscus rosa-sinensis. 

Jenis hewan yang terdiri dari tiga suku kata seperti : 

a. Felis maniculata domestica (kucing jinak) tidak dirangkai dengan tanda penghubung sedang untuk varietas perhatikan contoh, Hibiscus sabdarifa varalba (rosela varietas putih). 

b. bila nama jenis itu diberikan untuk mengenang jasa orang yang menemukannya maka nama penemu dapat dicantumkan dengan menambah huruf (i) di belakangnya. contohnya antara lain tanaman pinus yang ditemukan oleh merkus , maka tanaman itu pinus merkusii. 

2). Nama Marga / Genus 

Nama marga / genus tumbuhan maupun hewan terdiri atas satu kata tunggal yang dapat diambil dari kata apa saja, dapat dari nama hewan, tumbuhan, zat kandungan, dan sebagainya. 

Huruf pertamanya ditulis dengan huruf besar. Contoh marga tumbuhan: Solanum (terung - terungan), marga hewan: Canis (anjing), Felis (Kucing). 

3). Nama Suku / Famili 

Nama Famili diambil dari nama genus organisme yang bersangkutan ditambah akhiran acceaebila itu tumbuhan dan idea bila mahluk itu hewan. Contoh nama famili pada tumbuhan: famili Solanaceae dari solanum + aceae (terung - terungan). contoh nama famili hewan : 

Familia Canidae dari Canis + idae 

Famili Felidae dari Felis + idae . 

4). Nama Kelas 

Adalah nama genus + nae, contoh : Equisetum + nae, menjadi kelas Equisetinae. 

5). Nama Ordo 

Adalah nama genus + ales , contoh : Zingiber + ales, menjadi ordo Zingiberales.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "ATURAN PENULISAN TATANAMA BINOMIAL"

Post a Comment