Pendekatan Institusionalisme Baru
Rhodes, R. (1997) dalam Marsh & Stoker mengatakan pendekatan institusional adalah suatu subjek masalah yang mencakup peraturan, prosedur, dan organisasi formal pemerintahan. Ia memakai alat-alat ahli hukum dan sejarahwan untuk menjelaskan batas-batas pada perilaku politik maupun efektifitas demokratis . Dalam perjalanannya, pendekatan Institusional mengalami semacam paradigma baru karena tidak tahan dengan berbagai kritikan yang datang dari kubu behavioral dan strukturalisme yang mengatakan pendekatan institusionalisme tradisional hanya berkutat pada organisasi politik dan pemerintahan formal saja tetapi tidak keluar terhadap batasan yang lebih luas mengenai pemerintahan.
Berangkat dari desakan tersebut, para pemikir Institusionalisme mengembangkan suatu paradigma baru yang dikenal dengan aliran Institusionalisme Baru. Pemikir yang mengembangkan paradigma ini ialah March dan Olsen, yang melihat para pemikir ilmu politik mainstream sebagai reduksionis karena menganggap institusi sudah tidak menarik lagi untuk di kaji dalam ranah ilmu politik mainstream. March dan Olsen menegaskan bahwa institusi politik memainkan suatu peran yang lebih otonom dalam membentuk hasil politik, menyatakan bahwa organisasi kehidupan politik membuat suatu perbedaan.
Berangkat dari pertanyaan yang sangat menarik tentang apa yang menyusun suatu institusi politik dan cara institusi politik itu bekerja dan menentukan serta mempertahankan kepentingan, March dan Olsen mengemukakan suatu hipotesa. March dan Olsen melihat kemampuan actor individu mempengaruhi bentuk dan berfungsinya institusi politik yang relative otonom. Perubahan ini menarik pada saat perubahan institusional secara cepat. contohnya di Inggris, inovasi institusional seperti privatisasi atau devolusi mempengaruhi perilaku politik, dan bagaimana itu mempengaruhi politik yang sudah ada di institusi lama, pelayanan publik dan kedaulatan parlementer. Ataukah di Negara bekas komunis Eropa Timur dan Tengah, bisakah desain institusi politik baru mengubah perilaku politik kearah pengharapan demokrasi liberal.
Tidak ada respon terhadap pertanyaan tersebut. Jika institusionalis ‘lama’ meremehkan teori, institusionalis baru justru sangat antusias mengembangkan beraneka ragam proyek teoritis. Jika institusionalis tradisional menggunakan metode deskriptif-induktif (menarik kesimpulan dari penyelidikan empiris), Institusional-baru bereksperimen dengan pendekatan deduktif yang berawal dari dalil-dalil teoritis tentang cara institusi bekerja. Peralihan institusionalis dalam ilmu politik sesungguhnya merupakan suatu rangkaian perkembangan, yang setidaknya pada awalnya terjadi secara relatif independen satu sama lain. Sekarang telah banyak sekali pendekatan institusional yang dikembangkan oleh para ahli, antara lain:
1. Institusionalis normatif mempelajari bagaimana norma dan nilai yang dikandung dalam institusi politik membentuk perilaku individu ( lihat March dan Olsen (1984) dalam Marsh, David & Stoker (2011))
2. Institusionalis pilihan rasional menyatakan bahwa institusi politik adalah system aturan dan desakan yang di dalamnya individu berusaha untuk memaksimalkan kegunaan (kepentingan dan keuntungan) mereka (lihat Weingast (1986) dalam Marsh, David & Stoker (2011))
3. Institusionalis historis melihat pada bagaimana pilihan yang dibuat tentang desain institusional sistem pemerintahan mempengaruhi pembuatan keputusan individu di masa depan (lihat Hall dan Taylor (1996) dalam Marsh, David dan Stoker (2011))
4. Institusionalis empiris, yang paling mirip dengan pendekatan ‘tradisional’, mengelompokkan berbagai jenis institusional dan menganalisis dampak praktisnya terhadap kinerja pemerintah (lihat Peters (1996) dalam David dan Stoker (2011))
5. Institusionalis internasional menunjukkan bahwa perilaku negara disetir oleh desakan struktural (formal dan informal) atau kehidupan politik internasional (lihat Rittberger (1993) dalam David dan Stoker (2011))
6. Institusionalis sosiologis mempelajari cara institusi menciptakan makna bagi individu, memberikan batu-bata teoritis yang penting bagi institusionalisme normative dalam ilmu politik (lihat Meyer dan Rowan (1991) dalam David dan Stoker (2011))
7. Institusionalis jaringan menunjukkan bagaimana pola-pola interaksi yang diatur tapi seringkali informal antara individu dan kelompok bisa membentuk perilaku politik (lihat Mars dan Rhodes (1992) dalam David dan Stoker (2011))
0 Response to "Pendekatan Institusionalisme Baru"
Post a Comment